Apa itu Pseudocode? Fungsi, Struktur, dan 8 Tips Menulisnya

Daftar Isi
Daftar Isi
Pseudocode adalah istilah untuk penulisan program secara informal yang dapat dibuat sesuai aturan sendiri dan umumnya terdiri dari anotasi dan teks informatif menggunakan bahasa inggris sederhana. Pseudocode ada untuk memudahkan programmer untuk menjelaskan ke orang awam tentang mekanisme kode yang sulit dipahami. Pseudocode tidak perlu sintaksis karena pada dasarnya pseudocode hanya perlu alur pikir yang jelas dan sederhana.
Pseudocde adalah
Pseudocode © Freepik

Jika membahas tentang kode pemrograman pasti kita teringat dengan kode-kode yang rumit dan tidak bisa kita baca. Tentu hal seperti itu membuat kita yang ingin belajar pemrograman menjadi takut untuk memulai karena terlihat susah sekali. Tapi, di antara kode pemrograman yang sulit dibaca, ada kode pemrograman yang mudah dibaca bahkan oleh orang awam yang tidak memiliki dasar pengetahuan pemrograman. Apakah itu? Benar! Kode tersebut disebut pseudocode.

Apa itu pseudocode? Pseudocode adalah istilah dari bentuk sederhana implementasi algoritma dengan anotasi dan teks informatif menggunakan bahasa inggris sederhana. Penasaran dengan pseudocode? Simak artikel di bawah ini yang akan menjelaskan tentang pseudocode beserta fungsi dan tips menulisnya.

Apa Itu Pseudocode?

Membahas tentang pseudocode, sebenarnya apa itu pseudocode? Pseudocode adalah istilah untuk penulisan program secara informal yang dapat dibuat sesuai dengan aturan sendiri dan umumnya terdiri dari anotasi dan teks informatif menggunakan Bahasa Inggris sederhana.

Pseudocode tidak perlu menggunakan sintaksis seperti bahasa program lainnya dan tidak bisa diproses atau diterjemahkan oleh komputer. Pseudocode biasanya dibuat menggunakan Bahasa Inggris namun tidak masalah apabila menggunakan bahasa lain, seperti Bahasa Indonesia. Sesuai pengertian sebelumnya bahwa pseudocode tidak membutuhkan sintaksis, titik koma, atau fungsi lainnya karena pseudocode hanya perlu memperhatikan alur pikir yang kita pikirkan.

Fungsi Pseudocode

Selain agar mudah dibaca dan mudah dipelajari oleh siapa saja, pseudocode memiliki fungsi lain. Fungsi-fungsi tersebut sebagai berikut:

1. Alat Dokumentasi

Dokumentasi sangat berguna dalam proses pengembangan suatu proyek. Di dalam proses pengembangan website, dokumentasi akan sangat berguna untuk melacak apabila sewaktu-waktu dapat terjadi error atau terjadi bug

2. Memudahkan Proses Pengembangan Sistem

Keberadaan pseudocode ini membantu dalam proses pengembangan aplikasi. Karena pseudocode menggunakan bahasa sederhana dan struktur sederhana sehingga mudah dibaca dan mudah juga dimodifikasi.

3. Berperan Sebagai Bridge

Pseudocode memiliki peran sebagai bridge atau jembatan antara program dan algoritma atau flowchart. Dalam penggunaannya, pseudocode digunakan oleh programmer untuk menjelaskan terkait mekanisme kode yang sulit dipahami oleh orang-orang awam sehingga proses komunikasi menjadi lebih efektif.

4. Penerjemah Flowchart

Pseudocode dapat digunakan oleh programmer pemula untuk menerjemahkan flowchart ke kode pemrograman dengan lebih efisien dan lebih efektif. 

Baca juga: Rekomendasi Website Builder Bagi Pemula yang Ingin Memulai Bisnis

Ciri-Ciri Pseudocode

Berikut ini adalah ciri-ciri pseudocode agar Anda semakin lebih paham.

  • Memanfaattkan bahasa Inggris yang sederhana.
  • Tidak terikap pada aturan penulisan yang baku.
  • Menggunakan simbol atau syntax dari bahasa pemrograman seperti ←, <, >, <=, >=, dan lainnya.
  • Disusun dalam urutan kejadian atau permasalahan, bukan dalam bentuk diagram.
  • Menyediakan langkah-langkah untuk menyelesaikan suatu masalah, meskipun bentuk permasalahannya sedikit berbeda dari algoritma.

Notasi Pseudocode

Programming languages 1
© Unsplash

Notasi merupakan semacam kode yang digunakan agar memudahkan komunikasi. Penggunaan notasi ini berguna untuk memahami fungsi-fungsi dan algoritma di sebuah kode pemrograman. Pseudocode tidak memiliki aturan yang pasti dalam penggunaan notasi. Tetapi, umumnya pseudocode menggunakan notasi sebagai berikut:

  • INPUT

Notasi INPUT digunakan untuk memasukkan isi, seperti button dan navigation click.

  • OUTPUT

Notasi OUTPUT digunakan untuk menunjukkan hasil dari INPUT dan proses.

  • WHILE

Notasi WHILE digunakan untuk menunjukkan proses yang ada di dalam sistem dan merupakan bentuk perulangan.

  • IF – THEN – ELSE

Notasi tersebut termasuk dalam kategori percabangan.

  • CASE

Notasi CASE digunakan untuk bentuk generalisasi IF – THEN – ELSE.

  • FOR

Notasi FOR digunakan untuk perulangan perhitungan iterasi.

  • REPEAT – UNTIL

Notasi digunakan sebuah kondisi yang memiliki akhir (decision).

Notasi pseudocode di atas hanyalah contoh. Karena pseudocode pada dasarnya tidak memiliki aturan yang terkait tentang notasi, maka notasi bisa mencocokkan sesuai dengan kebutuhan ketika merancang sistem.

Struktur Pseudocode yang Sering Digunakan

Struktur dipakai guna menjadi acuan agar pembuatan algoritma lebih mudah. Walaupun tidak memiliki ketentuan yang pasti, umumnya, struktur pseudocode terdiri dari tiga penyusun, yaitu:

  • JUDUL

Sesuai dengan namanya, bagian JUDUL berisikan judul algoritma yang akan digunakan oleh programmer.

  • DEKLARASI

Pada bagian DEKLARASI ini berisikan keterangan variabel atau konstanta yang akan digunakan dalam algoritma.

  • IMPLEMENTASI

Bagian IMPLEMENTASI berisikan proses atau command atau langkah yang akan dilakukan di algoritma. Bagian ini adalah bagian penting dari pseudocode. Pada bagian ini dapat dijabarkan proses-proses, seperti proses conditional (if/else), operasional (penjumlahan, pengurangan, dan sebagainya), serta perulangan (for).

Contoh Pseudocode

Berikut tiga contoh pseudocode untuk berbagai masalah sederhana.

1. Pseudocode untuk Menentukan Bilangan Genap atau Ganjil

Ganjil
Contoh Pseudocode

Untuk membuat program yang mengecek apakah suatu bilangan adalah genap atau ganjil, Anda perlu memasukkan bilangan terlebuh dahulu. Misalnya, jika Anda memasukkan angka 7, pseudocode ini akan memeriksa apalah 7 dibagi 2 akan memiliki sisa (dapat menggunakan operator modulus %).

Karena 7 % 2 tidak sama dengan 0, maka akan ditampilkan “The number is Odd” (bilangan adalah ganjil). Jika bilangan yang dimasukkan 8, maka akan ditampilkan “The Number is Even” (bilangan adalah genap).

2. Pseudocode untuk Menghitung Luas Persegi

Persegi
Contoh Pseudocode

Untuk membuat program yang menghitung luas persegi, Anda perlu memaskukkan panjang sisi persegi terlebih dahulu. Misalnya, jika panjang sisi adalah 5, kemudian program ini akan menghitung luas dengan mengalikan 5 dengan 5, sehingga akan menghasilkan luasnya 25.

Program kemudian akan menampilkan “The area of the square is: 25” (luas persegi adalah: 25).

3. Pseudocode untuk Menghitung Total Harga dengan Diskon

Diskon
Contoh Pseudocode

Untuk membuat program yang mengitung total harga setelah diskon, Anda perlu memasukkan harga awal dan persentase diskon terlebih dahulu.

Misalnya, jika harga awal adalah Rp100.000 dan diskonnya 10%, program akan menghitung harga akhir dengan mengurangi 10% dari Rp100.000 dari harga awal. Hasil akhirnya adalah sebesar Rp90.000, yang kemudian akan ditampilkan sebagai “The total price after discount is: 90” (total harga setelah diskon adalah: 90).

Tips Menulis Pseudocode

Walaupun tidak memiliki aturan yang tetap dalam menulis pseudocode, namun sebaiknya perlu Anda pahami tips menulis pseudocode berikut ini.

1. Gunakan Teks Editor

Ketika akan menulis pseudocode akan lebih baik menulisnya di text editor daripada menulis menggunakan Microsoft Word, karena penulisan pseudocode akan lebih rapi.

2. Tuliskan Tujuan dari Proses

Penulisan tujuan dari proses berguna apabila nantinya akan melakukan pencarian dokumen pseudocode. Selain itu, ketika orang lain melihat dokumen pseudocode Anda, maka Anda tidak perlu menjelaskan kembali tujuannya apa.

3. Satu Pernyataan per Baris

Penulisan satu pernyataan per baris ini ditujukan agar Anda dapat berfokus pada satu pemecahan masalah.

4. Gunakan Spasi Antar Blok

Agar susunan pseudocode tetap rapi, maka perlu diberikan spasi antar blok.

5. Spesifik dan Konsisten

Penulisan pseudocode disarankan untuk spesifik dan konsisten. Konsisten yang dimaksud adalah ketika menuliskan kode. Anda dapat menggunakan huruf kapital ketika mengetikkan perintah IF, ELSE, atau THEN. Hal ini agar Anda tidak bingung membedakan notasi dan komponen yang dinotasikan.

6. Gunakan Indentasi

Tips selanjutnya dari pseudocode adalah dengan menggunakan indentasi. Sebenarnya, penggunaan indentasi tidak wajib, namun dengan menggunakan indentasi akan memudahkan untuk membaca notasi IF, FOR, dan WHILE. Indentasi juga berpengaruh di beberapa bahasa pemrograman, seperti bahasa pemrograman Phyton.

7. Sederhana

Buatlah pseudocode yang sederhana agar Anda tetap bisa mengerti dan mudah menjelaskan ke orang awam.

8. Kreatif

Penulisan pseudocode disarankan ditulis dengan variabel. Karena, pseudocode ada untuk menjelaskan proses secara lengkap dan pernyataannya mendekati pada pernyataan bahasa sehari-hari.

Sekawan Media menyediakan paket jasa pembuatan aplikasi berbasis web untuk membantu dalam proses transformasi digital bisnis secara menyeluruh.

Copied To Clipboard

Bagikan Ke: