Dalam artikel ini, akan dijelaskan mengenai apa itu metode agile, tujuan, jenis, manfaat, kelebihan dan kekurangannya. Dan yang paling penting disini, di dalam metode Agile Development sendiri memiliki 12 prinsip utama dalam software development.
Mari kita berkenalan lebih dekat dengan Agile Development agar anda paham konsep dan tujuan dari salah satu model SDLC yang paling sering digunakan.
Pengertian Agile Development
Pertama, kita harus mengenal lebih dahulu apa itu Agile. Agile Software Development atau sering disebut sebagai metode agile adalah metodologi pengembangan software yang didasarkan pada proses pengerjaan yang dilakukan berulang dimana, aturan dan solusi yang disepakati dilakukan dengan kolaborasi antar tiap tim secara terorganisir dan terstruktur.
Metode agile adalah model pengembangan perangkat lunak dalam jangka pendek. Kemudian, membutuhkan adaptasi yang cepat dalam mengatasi setiap perubahan.
Nilai terpenting dari metode agile development ini adalah memungkinkan sebuah tim dalam mengambil keputusan dengan cepat, kualitas dan prediksi yang baik, serta memiliki potensi yang baik dalam menangani setiap perubahan.
Proses pengembangan Agile mengacu pada konsep dari Agile Manifesto. Konsep tersebut dikembangkan oleh 14 tokoh terkenal dalam industri software. Setelah mengenal apa itu Agile, selanjutnya masuk pada pembahasan mengenai tujuan dari Agile development.
Tujuan Agile Development
Berikut ini merupakan tujuan dari Agile Development yang terbagi menjadi tujuh, antara lain:
1. High-value & working App System
Tujuan yang pertama, untuk menghasilkan sebuah perangkat lunak dengan nilai jual tinggi serta dapat menekan biaya pembuatan. Dan yang terpenting adalah dapat menghasilkan produk dengan kualitas yang baik.
2. Iterative, Incremental, Evolutionary
Agile merupakan model pengembangan yang dilakukan secara iteratif, berulang – ulang, dan dapat mengalami perubahan apabila diperlukan. Dapat dikatakan bahwa, metode ini terbilang fleksibel dan dapat digunakan pada proyek pengembangan jangka pendek.
3. Cost Control & value-driven development
Proses pengembangan perangkat lunak dapat disesuaikan dengan kebutuhan dari pengguna (user). Kemudian, tim developer dapat mengontrol biaya dan waktu yang diperlukan untuk proses pengembangan software sesuai kebutuhan.
4. High-quality production
Kualitas dari produk perangkat lunak tetap terjaga dengan baik meskipun biaya dan waktu yang diperlukan terbilang sedikit.
5. Flexible & Risk Management
Fleksibel disini dapat diartikan dengan pertemuan dengan klien dapat dilakukan kapanpun sehingga fungsionalitas dari perangkat lunak dapat terjaga. Yang terpenting, dapat meminimalisir terjadinya kesalahan pada program maupun produk sebelum dilakukan proses deploy aplikasi.
6. Collaboration
Proses kolaborasi disini dilakukan oleh setiap tim pengembang untuk mendiskusikan feedback yang diberikan oleh klien. Sehingga perlu adanya komunikasi dan koordinasi yang baik antar tim developer.
7. Self-organizing, Self-Managing Teams
Tujuan terakhir dari metode Agile ini adalah pengembang diberikan akses untuk memanajemen sendiri urusan software development. Tugas dari seorang manajer untuk menjadi penghubung antara developer dan klien sehingga dapat mengurangi terjadi miss communication.
Baca Juga: Software Development dan Metode Pengembangan Perangkat Lunak
Jenis-Jenis Agile Development
Dalam metode Agile sendiri masih terbagi lagi menjadi beberapa jenis bagian. Berikut merupakan jenis dari pengembangan perangkat lunak menggunakan Agile. Berikut adalah penjelasannya.
Adaptive Software Development (ASD)
Adaptive software adalah jenis yang menggunakan metode ini untuk melakukan adaptasi terhadap perkembangan perangkat lunak sesuai dengan kebutuhan pelanggan atau user.
Agile Modelling (AM)
Adalah konsep penyusunan kerangka dan contoh template aplikasi yang nantinya akan diluncurkan. Sehingga jenis ini akan mengarahkan pengembang untuk melakukan modelling dengan cepat dan efektif pada kerangka software.
Crystal
Pada jenis ini ada beberapa prinsip yang memberikan fokus pengembangan yang beragam kepada developer. Berikut adalah prinsip dalam jenis ini.
- Pengiriman sering dengan melakukan uji pengguna untuk memastikan hasil software yang optimal.
- Peningkatan refleksi bahwa bahkan produk berkualitas terbaik pun masih bisa ditingkatkan.
- Komunikasi osmotik untuk memastikan semua anggota memiliki pemahaman yang sama mengenai informasi.
- Keamanan personal agar setiap orang bisa menyampaikan ide tanpa rasa takut.
- Fokus pada pekerjaan agar semua anggota tim memahami tugas masing-masing.
- Akses mudah ke pengguna ahli sehingga semua anggota tim dapat bertanya kepada pengguna.
- Penggunaan alat teknis untuk mendeteksi kesalahan dengan lebih baik.
Dynamic System Development Method (DSDM)
DSDM melibatkan seluruh tim untuk mencapai hasil yang lebih luas dalam bisnis. Prinsip utama metode DSDM adalah fokus pada bisnis, penyelesaian tepat waktu, kualitas hasil akhir yang optimal, desain perangkat lunak yang jelas, serta pengembangan yang bertahap.
Extreme Programming (XP)
Extreme Programming, atau sering disebut XP, adalah sebuah metode yang sangat menekankan pada aspek teknis.
Tim bekerja dengan ekstra intensif dalam setiap langkah untuk memastikan produk yang dihasilkan memiliki kualitas tinggi.
Proses XP dalam metode agile meliputi perencanaan, desain perangkat lunak, pengkodean, pengujian, serta mendengarkan masukan dari pengguna.
Feature Driven Development (FDD)
Metode agile berikutnya adalah Feature Driven Development (FDD), yang berfokus pada penyelesaian setiap fitur secara individu. Proses penyelesaian satu fitur biasanya memakan waktu antara 2 hingga 10 hari dan lebih spesifik dalam pendekatan pengembangan perangkat lunak.
Rational Unified Process
Berbeda dengan jenis metode agile lainnya, Rational Unified Process (RUP) mengembangkan perangkat lunak dengan pendekatan yang sangat komprehensif. RUP menyediakan panduan, simulasi, contoh, dan pengembangan sistem yang lengkap.
Scrum Methodology
Metodologi Scrum umumnya digunakan untuk proyek besar yang dikenal dengan istilah sprint. Sprint adalah periode waktu yang digunakan dalam pengembangan perangkat lunak untuk menyelesaikan satu increment.
Scrum akan berjalan efektif jika melibatkan beberapa tim, termasuk product owner, untuk memastikan daftar produk tersusun dengan rapi.
Untuk jenis Agile yang paling sering digunakan adalah Adaptive Software Development (ASD), Dynamic System Development Method (DSDM), Extreme Programming (XP), dan Scrum.
Untuk metode Scrum sendiri lebih menekankan pada kolaborasi antar tim dalam pengembangan perangkat lunak.
Manfaat Metode Agile
Manfaat dari penggunaan metode Agile sendiri dapat dirasakan tidak hanya dari sisi developer saja. Tetapi pada sisi client, vendor, serta manajer juga merasakan manfaat dari penggunaan Agile.
Client dapat memberikan feedback kepada tim developer untuk menambahkan atau mengubah fitur dari aplikasi tersebut sebelum benar – benar dirilis.
Kemudian, manajer dapat mengontrol kerja dari setiap tim dengan lebih baik. Dari segi vendor dapat mengurangi pemborosan dan dapat difokuskan pada peningkatan efisiensi dan pengembangan fitur.
Dan manfaat terakhir dari sisi developer sendiri dapat meningkatkan produktivitas tiap departemen. Karena, setiap tim dapat melakukan pengerjaan tiap tugas tanpa perlu harus menunggu tim yang lain menyelesaikan tugas nya.
Kelebihan dan Kekurangan Agile Development
A. Kelebihan Agile
Berikut ini merupakan beberapa kelebihan metode agile yang dapat membantu dan meyakinkan Anda untuk menggunakan metode ini sebagai metode utama dalam pengembangan software.
Proses yang Relatif Cepat
Proses pengembangan perangkat lunak membutuhkan waktu yang relatif cepat dan tidak membutuhkan resources yang besar.
Perubahan yang Dinamis
Perubahan dapat ditangani dengan cepat sesuai dengan kebutuhan client. Sehingga selalu ada perubahan sesuai dengan permintaan dari klien yang dinamis.
Keikutsertaan Klien
Client dapat memberikan feedback kepada tim pengembang dalam proses pembuatan program. Setiap progres dari perkembangan perangkat lunak.
B. Kekurangan Agile
Berikut ini merupakan beberapa kekurangan metode Agile. Anda dapat mempertimbangkan kekurangan berikut saat akan menggunakan metode ini.
Perlu Tim dengan Sinkronisitas yang Tinggi
Agile tidak cocok apabila dikerjakan oleh tim yang tidak memiliki komitmen untuk menyelesaikan proyek bersama – sama. Sehingga sebuah tim yang memiliki latar belakang kurang relevan satu sama lain akan kurang efektif.
Hanya Bisa Dilakukan dengan Tim yang Kecil
Metode Agile ini kurang tepat apabila dikerjakan dengan jumlah skala tim yang besar (>20 orang). Sehingga untuk perusahaan yang berskala besar perlu merombak ulang saat akan membentuk tim tersebut.
Harus selalu Up-to-Date
Tim pengembang harus selalu bersiap karena perubahan dapat terjadi sewaktu-waktu.
Baca juga: Metode Waterfall: Pengertian, Sejarah, Manfaat & Tahapanya
12 Prinsip Utama dari Agile Software Development
Pengembangan perangkat lunak menggunakan metode Agile memiliki 12 prinsip utama yang dikenal dalam Agile Manifesto. Berikut ini merupakan kedua belas prinsip yang dimiliki oleh Agile Software Development.
- Menekankan pada kepuasan dari klien dengan menjadikannya sebagai prioritas utama dalam menghasilkan produk lebih awal dan berkelanjutan.
- Menerima segala bentuk perubahan saat proses pengembangan software meskipun berada di tahap akhir pengembangan.
- Menghasilkan produk berupa perangkat lunak yang dibuat dengan jangka waktu sedikit (2 minggu – 2 bulan), dengan kualitas yang teruji.
- Terjadi proses kerjasama yang baik antara pihak pengembang dengan pebisnis selama proyek berlangsung.
- Membangun suasana lingkungan yang berisi orang-orang bermotivasi tinggi. Supaya dapat menyelesaikan proyek dengan efektif dan efisien.
- Komunikasi secara langsung sangat dibutuhkan dalam proses pengembangan sebuah perangkat lunak.
- Software yang bekerja dengan baik dan sempurna merupakan sebuah ukuran darikemajuan proyek.
- Metode Agile dapat mengembangkan software secara berkelanjutan dari dukungan setiap pihak seperti sponsor, pengguna dan developer sendiri.
- Keunggulan dari segi teknis menjadi keutamaan dalam pengembangan software menggunakan metode Agile.
- Kesederhanaan disini sangatlah penting bagi Agile sendiri dalam memaksimalkan sebuah resources (sumber daya) yang ada.
- Segala kebutuhan dari segi arsitektur dan kebutuhan software sangat tergantung pada manajemen setiap tim pengembang.
- Secara berkala, setiap tim pengembang melakukan evaluasi diri (refleksi) untuk bekerja lebih efektif dan mengatur pola kerja mereka.
Kesimpulan
Nah, itu dia penjelasan mengenai agile development. Sebagai salah satu metode dalam pengembangan perangkat lunak yang mengedepankan kecepatan dan juga efektivitas, ada banyak manfaat agile development yang mampu dipakai oleh developer.
Namun perlu diketahui dengan banyak kelebihannya, ada beberapa kekurangan yang perlu dicoba dalam sebuah pengembangan software agar perangkat lunak tetap dapat berjalan dan berkembang sesuai kebutuhan pengguna. Temukan informasi menarik lainnya di artikel-artikel selanjutnya!
Kami juga menawarkan jasa pembuatan aplikasi web untuk membantu kebutuhan bisnis anda. Hubungi kontak yang telah tersedia dan dapatkan penawaran terbaik untuk memenuhi kebutuhan anda.