Data Flow Diagram(DFD): Pengertian, Jenis, Fungsi & Contoh

Daftar Isi
Daftar Isi
Data Flow Diagram(DFD) adalah diagram yang menggambarkan aliran data dari sebuah proses atau sistem informasi. Pada DFD, terdapat informasi terkait input dan output dari setiap proses tersebut. DFD juga memiliki berbagai fungsi, seperti menyampaikan rancangan sistem, menggambarkan sistem, dan perancangan model.

Penggunaan DFD atau (Data Flow Diagram) banyak digunakan untuk membantu para pengembang aplikasi, khususnya dalam proses pembuatan sebuah sistem informasi. DFD ini pertama kali dipopulerkan oleh Larry Constantine dan Ed Yourdon pada tahun 1970.

Diagram tersebut juga pertama kali ditulis dalam teks klasik mengenai SADT (Structured Analysis and Design Technique). Notasi di dalam data flow diagram juga mengacu pada teori grafik yang pada awalnya digunakan untuk memodelkan alur kerja sebuah organisasi.

Pada artikel kali ini, kami akan membahas lebih dalam berkaitan dengan DFD, mulai dari definisi umum, fungsi, notasi, jenis, hingga contoh implementasinya.

Pengertian DFD

Data flow diagram adalah
Proses aliran data © Unsplash

DFD adalah suatu diagram yang menggambarkan aliran data dari sebuah proses yang sering disebut dengan sistem informasi. Di dalam data flow diagram juga menyediakan informasi mengenai input dan output dari tiap entitas dan proses itu sendiri.

Dalam diagram alir data juga tidak mempunyai kontrol terhadap flow-nya, sehingga tidak adanya aturan terkait keputusan atau pengulangan. Bentuk penggambaran berupa data flowchart dengan skema yang lebih spesifik. Menurut Kenneth Kozar, tujuan dari adanya DFD sendiri adalah sebagai penyedia atau menjembatani antara pengguna dengan sistem.

Data flow diagram berbeda dengan UML (Unified Modelling Language), dimana hal mendasar yang menjadi pembeda antara kedua skema tersebut terletak pada flow dan objective penyampaian informasi di dalamnya.

Fungsi Data Flow Diagram

Data flow diagram
Diagram © Unsplash

Secara fundamental, terdapat tiga fungsi dari pembuatan diagram alir data untuk kebutuhan software development. Berikut ini merupakan penjelasan dari masing-masing fungsi di bawah ini.

1. Menyampaikan Rancangan Sistem

Dengan pembuatan DFD, maka proses penyampaian informasi menjadi lebih mudah dengan tampilan visual yang simple dan dapat dimengerti oleh tiap stakeholder. Dimana, data yang disajikan mampu menggambarkan alur data secara terstruktur dengan pendekatan yang lebih efisien.

2. Menggambarkan Suatu Sistem

Fungsi yang kedua, DFD dapat membantu proses penggambaran sistem sebagai jaringan fungsional. Maksudnya adalah, di dalam jaringan terdapat berbagai komponen yang saling terhubung menggunakan alur data.

3. Perancangan Model

Fungsi yang terakhir, diagram ini juga dapat membuat rancangan model baru dengan menekankan pada fungsi sistem tertentu. Hal tersebut dapat dimanfaatkan untuk melihat bagian yang lebih detail dari diagram alir data tersebut.

Simbol dalam DFD

Terdapat beberapa simbol utama untuk menyusun sebuah rangkaian DFD yang tepat, diantaranya adalah sebagai berikut.

Simbol pada dfd (data flow diagram)
Simbol utama rangkaian DFD © Wikipedia

1. Data Store

Data store adalah file untuk menyimpan data yang digunakan untuk proses selanjutnya. Dapat dikatakan juga, sama seperti basis data (database). Pada umumnya, data store berupa tabel yang dapat diolah, serta mampu terhubung dengan setidaknya satu masukan dan satu keluaran. Penggambaran atau simbol data store berupa dua garis sejajar.

2. Data Flow

Data flow merupakan arus data yang mengalir antara terminator, proses, dan data store. Data flow digambarkan dengan simbol tanda panah, dan fungsi utamanya adalah untuk mengalirkan informasi dari satu sistem ke sistem yang lain.

3. External Entity

External entity atau lebih sering disebut dengan terminator merupakan pihak di luar sistem, dapat berupa individu, divisi, perusahaan, atau sistem yang lainnya. Terminator dapat memberikan masukan atau keluaran terhadap sistem. Simbol dari external entity dilambangkan dengan persegi panjang atau kotak.

4. Process

Process dilakukan oleh mesin dengan mengubah input menjadi output dengan format yang berbeda. Simbol proses digambarkan dalam bentuk lingkaran, oval, atau persegi panjang dengan tambahan sudut bundar.

Jenis-jenis DFD

Data flow diagram terbagi menjadi tiga jenis, dimana setiap bagian memiliki peran dan fungsinya masing-masing. Untuk pembuatannya sendiri dapat menyesuaikan kebutuhan proyek dari manajemen tim-nya.

1. Diagram Level 0 (Diagram Konteks)

Diagram konteks atau level 0 merupakan diagram dengan tingkatan paling rendah, dimana menggambarkan sistem berinteraksi dengan entitas eksternal. Pada diagram konteks akan diberi nomor untuk setiap proses yang berjalan, dimulai dari angka 0 terlebih dahulu.

Jadi, untuk setiap aliran data akan langsung diarahkan menuju sistem. Ciri dari diagram level 0 terletak pada tidak adanya informasi yang terkait data yang tersimpan pada data store.

2. Diagram Level 1

DFD level 1 merupakan lanjutan dari diagram konteks karena setiap proses yang berjalan akan diperinci pada tingkatan ini sehingga proses utama akan dipecah menjadi sub-sub proses yang lebih kecil lagi.

3. Diagram Level 2

DFD level 2 merupakan tingkat lanjutan dari level yang sebelumnya, dimana pada fase ini akan dijelaskan lebih detail terkait tiap prosesnya. Namun, untuk tingkatan ini jarang sekali dikerjakan dan lebih banyak hanya menerapkan dua level di bawahnya saja.

Cara Membuat Data Flow Diagram (DFD)

Setelah mengetahui jenis dan notasi diagram alir data, selanjutnya masuk pada pembahasan mengenai bagaimana cara membuat data flow diagram yang baik dan benar.

1. Data Store Harus Diproses

Pertama, yang perlu anda perhatikan adalah setiap data yang tersimpan di dalam data store harus diproses lebih lanjut untuk dijadikan sebagai keluaran (output).

2. Menentukan Jumlah Input dan Output

Kedua, pada setiap DFD setidaknya mempunyai satu inputan dan satu keluaran karena diagram alir data harus mencerminkan alur sistem dari tahap awal hingga akhir.

3. Hubungan pada Data Store

Ketiga, setiap data store harus saling terhubung dengan setidaknya satu input dan satu output agar dapat menyimpan data yang masuk menuju sistem.

4. Letak Posisi Proses

Aturan terakhir, setiap proses yang telah terjadi pada diagram alir data harus melalui proses untuk menghasilkan output yang sesuai.

Simak beberapa produk dan solusi Sekawan Media untuk membantu proses pembuatan aplikasi berbasis website dan mobile secara profesional, modern, dan tepat guna.

Contoh Penerapan DFD

Apabila anda masih bingung dengan penjelasan yang telah disampaikan, kami mempunyai beberapa contoh yang berhubungan dengan data flow diagram.

Contoh dfd level 1
Sistem Aplikasi Ojek Online © AnakTik.com

Ilustrasi di atas merupakan bentuk gambaran contoh DFD level 1 yang menjelaskan terkait sistem aplikasi ojek online dengan empat data store yang dibuat.

Nah, setelah membaca artikel ini, kita jadi tahu bahwa untuk membuat diagram alir data yang baik, perlu menambahkan data store dan mendefinisikan jumlah input dan output secara eksplisit dengan proses relasi yang sesuai dengan kebutuhan produk. Untuk informasi menarik lainnya, nantikan artikel kami selanjutnya!

Web App Development Service

Sekawan Media menyediakan jasa pembuatan aplikasi berbasis web profesional untuk membantu efektivitas bisnis dan keamanan data.

Copied To Clipboard

Bagikan Ke: