Di era dimana teknologi semakin maju, downtime website bisa menjadi salah satu hal yang merugikan, bukan?
Selain karena informasi dapat dengan mudah diakses hanya dengan meng-klik suatu situs, Anda tentu merasakan ketidaknyamanan karena situs yang dikunjungi tidak dapat berfungsi dengan semestinya.
Ditambah lagi banyak pelaku bisnis yang mengandalkan website sebagai strategi marketing untuk melebarkan sayapnya pasti akan merasa dirugikan ketika kondisi ini terjadi.
Artikel ini akan membahas apa itu downtime beserta ciri-ciri dan penyebabnya, sehingga Anda dapat mencegah terjadinya masalah yang sama di masa depan.
Apa Itu Website Downtime?
Website downtime adalah situasi dimana layanan, sistem, dan server hosting tidak dapat berfungsi, sehingga menyebabkan sistem mengalami offline.
Hal itu mengakibatkan pengguna tidak dapat mengakses website yang mungkin sangat dibutuhkan di waktu tertentu.
Pemilik website pun juga akan mengalami kerugian karena kehilangan traffic karena menurunnya produktivitas situs.
Selain itu, website downtime juga memungkinkan pengguna kehilangan kepercayaan akan suatu situs dan beralih pada laman milik pesaing, yang tentunya akan merugikan pelaku bisnis secara finansial dan loyalitas.
Baca Juga: 10 Cara Meningkatkan Traffic Website, Dijamin Ampuh!
Jenis-Jenis Website Downtime
Pada umumnya, penyebab terjadinya downtime dapat dikategorikan ke dalam dua jenis, yakni:
Planned Downtime, merupakan ketidaktersediaan sistem yang telah direncanakan. Hal ini mengacu pada jadwal rutin yang dilakukan untuk melakukan perbaikan atau peningkatan sistem.
Unplanned Downtime, merupakan non aksesibilitas sistem yang tidak terencana karena gangguan yang terjadi pada software maupun server fisik yang digunakan. Hal ini dapat terjadi kapan saja dan akan mengangguk produktivitasnya.
Ciri-Ciri Website Downtime
Jika Anda masih belum yakin bahwa website anda mengalami downtime, silakan simak beberapa ciri berikut ini:
- Situs atau aplikasi tidak dapat loaded sama sekali
- Webpage menampilkan tulisan seperti “503ServiceUnavailable.”
- Loading yang sangat lama ketika diakses pengguna
- Status website menjadi offline pada alat monitoring
- Berkurangnya traffic pada website dalam waktu yang singkat
Penyebab Terjadinya Website Downtime
Ciri-ciri pada poin sebelumnya merupakan tanda yang menunjukkan bahwa situs sedang mengalami ketidaktersediaan sistem. Untuk mengetahui penyebab yang memicu terjadinya hal tersebut, mari simak penjelasan berikut:
Masalah pada layanan hosting
Traffic yang tinggi dapat mengakibatkan website downtime jika layanan hosting yang digunakan tidak dapat menyediakan CPU dan RAM yang memadai.
Overload sistem seharusnya dapat dicegah dengan memilih layanan hosting atau server dengan performa maksimal atau atau dapat juga dilakukan perbaikan pada sistemnya untuk menangani lalu lintas yang datang dengan jumlah besar.
Kerusakan pada perangkat
Kedua komponen tersebut harus berjalan optimal agar website dapat menghindari terjadinya downtime. Hal ini karena kerusakan yang terjadi pada salah satu saja dapat menghentikan aktivitas website.
Umumnya, kerusakan pada hardware berasal dari SSD dan HDD yang berperan sebagai penunjang jalannya server.
Sedangkan pada software yang dapat menyebabkan terjadinya ketidaktersediaan sistem terletak pada HTTPS yang tidak berfungsi.
Koneksi terputus
Jaringan internet yang terputus juga menjadi salah satu penyebab sebuah website tidak dapat diakses. Hal ini dapat disebabkan oleh berbagai hal, seperti provider internet yang kurang berkualitas sehingga koneksi menjadi lambat atau bahkan terputus.
Human error
Kesalahan pada konfigurasi mesin dan penempatan data dapat menyebabkan downtime pada sebuah website, sehingga sebagai profesional di bidang ini tetap perlu untuk berhati-hati dalam menangani mesin produksi.
Serangan siber
Diantaranya yang dapat menyebabkan ketidaktersediaan sistem adalah serangan malware dan hacker yang bisa datang kapan saja.
DDoS atau Distributed Denial of Service menjadi salah satu jenis ancaman yang dilakukan hacker untuk membuat server down karena mengirimkan fake traffic pada sistem tanpa henti.
Selain itu, serangan malware juga memungkinkan hacker merusak sistem tanpa izin dan menghapus atau bahkan mengambil data dari sebuah website.
Keadaan darurat
Hal ini merujuk pada peristiwa dan bencana yang dapat terjadi sewaktu-waktu. Seperti pada pemadaman listrik yang tentu berdampak pada server sistem.
Hal ini dapat ditangani dengan memanfaatkan UPS dan Generator Set untuk menyuplai listrik pada data center.
Namun, pada bencana alam yang cukup serius, cara penangannya adalah dengan mencari lokasi strategis yang aman dari bencana untuk hardware dan APAR yang membantu dari potensi malfungsi dan kebakaran.
Server Maintenance
Pada planned downtime, pemeliharaan server menjadi salah satu alasannya. Hal ini karena penyedia layanan hosting sedang melakukan perbaikan atau peningkatan pada sistem sehingga dapat menerima jumlah lalu lintas yang besar.
Jadwal pemeliharaan rutin umumnya dilakukan pada waktu tertentu agar tidak mengganggu kenyamanan pengunjung.
Kesalahan kode atau bug
Hal ini dapat terjadi ketika kode software yang menerapkan fitur baru tidak melalui tahap pengujian yang benar.
Kegagalan SSL
Kegagalan SSL atau Secure Socket Layer yang merupakan protokol keamanan yang berfungsi melindungi data di internet ini dapat terjadi ketika sertifikat mengalami expired. Sehingga diperlukan untuk memperbaruinya tepat waktu agar situs Anda tetap dapat diakses oleh pengguna.
Masalah penyedia CDN
Content Delivery Network atau jaringan pengiriman konten juga dapat mengakibatkan downtime karena gagalnya server CDN.
Gagalnya pengiriman konten situs oleh server CDN tentu mempengaruhi berbagai area sehingga situs sulit untuk diakses.
Tips Mencegah Website Downtime
Berikut adalah beberapa cara yang dapat digunakan untuk mencegah website mengalami downtime, yakni:
- Memilih layanan hosting yang tepat, karena semakin baik layanan yang dipilih tentu akan memberikan hasil berupa pengiriman data dengan kecepatan yang sesuai dan mampu memberikan fleksibilitas tinggi.
- Menyediakan keamanan siber yang mutakhir, dapat mencegah adanya serangan hacker dan malware sehingga website dapat terjamin keamanannya.
- Menerapkan backup sistem yang kuat, memungkinkan Anda untuk memulihkan data-data yang telah hilang dengan cepat saat terjadi kegagalan sistem.
- Melakukan pemeliharaan dengan teratur, karena lonjakan traffic dapat terjadi kapan saja sehingga melakukan maintenance secara rutin pada waktu senggang dari pengunjung dapat mencegah downtime sekaligus tetap menjaga kepercayaan pengguna.
- Mengoptimalkan pengujian, dapat membantu untuk mengidentifikasi masalah yang mungkin terjadi agar keseluruhan sistem dapat berfungsi optimal ketika dijalankan.
- Memilih teknologi terbaru yang kompatibel, karena teknologi dengan stabilitas yang tinggi dapat menghindarkan sistem dari ketidaktersediaan dan masalah lainnya seperti bug dan error.
- Mempersiapkan bencana darurat, perlu dilakukan untuk menanggulangi peristiwa yang dapat terjadi kapan saja dengan menyediakan ruangan khusus untuk perangkat keras beserta generator set atau menyiapkan arsitektur server sehingga hardware tetap terlindungi dan tidak akan mengakibatkan bahaya lanjutan.
- Memilih data center terbaik, dengan memastikan lokasi data center yang jauh dari potensi bencana, gangguan listrik, dan tindakan kejahatan.
Kesimpulan
Demikian dapat disimpulkan bahwa website downtime berpengaruh pada beberapa aspek, seperti penurunan traffic, berkurangnya loyalitas pengguna, dan lain sebagainya.
Karena itulah Anda perlu memperhatikan beberapa tips pencegahan website downtime agar situs Anda dapat berjalan optimal.
Namun, jika Anda terkendala dengan pembuatan situs web, Sekawan Media hadir dengan jasa pembuatan website profesional yang siap membantu bisnis Anda merambat ke dunia digital. Jika Anda tertarik dengan layanan kami, silakan menghubungi kontak Sekawan Media!