Dalam beberapa waktu terakhir, semakin banyak perusahaan yang mengadopsi pendekatan microservices untuk meningkatkan layanan kepada konsumen.
Berbeda dengan arsitektur monolith yang sering kali memiliki keterbatasan, pendekatan ini memungkinkan pengembangan perangkat lunak menjadi lebih fleksibel dan agile.
Jadi, apa sebenarnya yang dimaksud dengan microservices? Bagaimana konsep ini berbeda dari monolitik? Mari simak penjelasan terkait pendekatan ini!
Apa itu Microservices?
Microservices adalah arsitektur pengembangan perangkat lunak yang membagi aplikasi besar menjadi unit-unit layanan kecil yang bekerja secara mandiri.
Misalnya, aplikasi Grab memiliki layanan terpisah seperti GrabCar, GrabPay, dan GrabFood.
Setiap unit memiliki peran dan fungsinya sendiri, namun tetap terhubung satu sama lain melalui application programming interface untuk menuju tujuan yang sama.
Secara sederhana, konsep ini memungkinkan pengelolaan berbagai layanan dalam satu aplikasi utama.
Pengelolaan spesifik ini memberikan fleksibilitas bagi developer untuk mengembangkan, memperbarui, dan mengimplementasikan setiap layanan secara mandiri.
Dengan arsitektur ini, kebutuhan seperti bahasa pemrograman dan teknologi yang digunakan dapat disesuaikan untuk setiap layanan.
Perbedaan Monolith dan Microservices
Seperti dijelaskan sebelumnya, arsitektur microservices berbeda dari monolith.
Dalam arsitektur monolitik, semua proses tergabung dalam satu layanan besar sehingga perubahan pada satu proses dapat memengaruhi proses lainnya.
Hal ini menambah kompleksitas bagi developer ketika ingin mengubah fitur atau melakukan eksperimen.
Dengan microservices, setiap layanan dapat dikelola secara mandiri sehingga perubahan dapat dilakukan secara fleksibel.
Perbedaan mendetail antara arsitektur monolitik dan microservices dapat dilihat dalam tabel berikut.
Aspek | Monolitik | Microservices |
Struktur | Tergabung dalam satu aplikasi besar. | Dipecah menjadi layanan-layanan kecil. |
Skalabilitas | Sulit karena keseluruhan aplikasi harus di-scale secara bersamaan. | Mudah karena dapat dilakukan secara individu. |
Pengembangan | Memerlukan koordinasi antara tim. | Memungkinkan secara cepat & fokus. |
Pemeliharaan | Rumit karena perubahan di satu bagian dapat berdampak. | Mudah dilakukan karena tidak mempengaruhi layanan lainnya. |
Resiko Kegagalan | Risiko kegagalan tinggi. | Risiko dan dampak kegagalan tidak berpengaruh ke bagian lain. |
Penggunaan Teknologi | Terbatas pada satu stack teknologi karena berbagi infrastruktur. | Setiap layanan dapat menggunakan teknologi sesuai fungsinya. |
Biaya Sewa Server | Lebih ekonomis untuk aplikasi kecil, tetapi mahal untuk aplikasi besar. | Biaya sewa server dapat lebih efisien, karena layanan dikelola secara terpisah. |
Kecepatan Pemrosesan Permintaan | Lebih lambat karena semua layanan harus berfungsi dalam satu aplikasi. | Lebih cepat karena layanan ditangani secara bersamaan dan terpisah. |
Karakteristik Microservices
1. Terdiri dari Banyak Komponen Independen
Microservices membagi perangkat lunak menjadi beberapa layanan kecil yang bisa dikembangkan, dikerahkan, dan diperbarui secara mandiri.
Hal ini memungkinkan perubahan pada satu layanan tanpa mengganggu keseluruhan aplikasi.
2. Terspesialisasi untuk Memenuhi Kebutuhan Bisnis
Arsitektur microservices dirancang untuk membantu perusahaan mencapai kebutuhan bisnis dengan menyediakan layanan-layanan yang optimal.
Tidak hanya berfokus pada aspek teknis dan pengembangan produk, arsitektur ini juga memungkinkan pembagian tim dengan fokus berbeda.
Dengan tim khusus untuk setiap layanan, perusahaan dapat meningkatkan efisiensi dan kualitas.
3. Mampu Beradaptasi untuk Bisnis Modern
Bisnis digital bersifat dinamis dan cepat berubah. Dalam lingkungan seperti ini, kemampuan adaptasi menjadi krusial.
Tidak seperti model monolitik yang lebih tradisional, microservices memungkinkan tim untuk fokus pada layanan tertentu dan mengimplementasikan inovasi yang relevan dengan kebutuhan konsumen.
4. Mengurangi Risiko Kegagalan Aplikasi
Jika salah satu layanan mengalami kegagalan, dampaknya tidak langsung merambat ke seluruh aplikasi.
Dengan adanya isolasi kegagalan, layanan lain tetap beroperasi sehingga stabilitas aplikasi secara keseluruhan terjaga.
5. Proses Routing Sederhana
Komunikasi antara layanan dalam arsitektur microservices bersifat langsung dan tidak rumit.
Setiap layanan memiliki application programming interface sebagai pintu gerbang untuk interaksi.
Saat satu layanan memerlukan data atau fungsi dari layanan lain, developer bisa langsung melakukan panggilan API.
6. Dapat Berjalan Mandiri dan Bersifat Desentralisasi
Dalam microservices, pengambilan keputusan dan manajemen data berlangsung secara desentralisasi.
Setiap layanan memiliki kebebasan menggunakan database atau sistem manajemen data sesuai dengan kebutuhan spesifiknya.
Kondisi tersebut memberikan fleksibilitas yang lebih besar dalam pengelolaan informasi.
7. Berkembang dan Bersifat Evolusioner
Microservices memungkinkan setiap komponen untuk berkembang sesuai kebutuhan pengguna.
Sebagai contoh, YouTube awalnya hanya menyediakan layanan video, namun kini mengembangkan fitur seperti YouTube Shorts untuk memperluas peluang monetisasi.
Dengan arsitektur microservices, pengembangan fitur baru seperti ini lebih mudah dan lebih hemat biaya dibandingkan arsitektur monolitik.
Kelebihan dan Kekurangan Microservices
Arsitektur ini memiliki sisi positif yang membuatnya populer dalam pengembangan aplikasi modern.
Meskipun demikian, terdapat pula kekurangan yang perlu dipertimbangkan agar pengimplementasiannya menjadi efektif dan efisien.
Kelebihan | Kekurangan |
Bebas Memilih Teknologi Setiap layanan dapat menggunakan bahasa pemrograman, database, atau alat yang berbeda. Leluasa untuk Upgrade Upgrade dapat dilakukan pada satu layanan tanpa mengganggu yang lain. Maintenance Lebih Mudah Layanan terpisah memudahkan proses perawatan dan perbaikan sehingga downtime lebih sedikit. Modularitas Tinggi Setiap layanan berdiri sendiri sehingga mudah dikembangkan, dikelola, dan diganti. Skalabilitas Masing-masing layanan dapat diskalakan secara mandiri untuk memebuhi kebutuhan spesifik. Ketahanan Sistem Jika satu layanan gagal, layanan lain tetap beroperasi normal. Pendekatan DevOps dan Agile Arsitektur ini mendukung praktik DevOps dan Agile untuk pengembangan yang lebih cepat dan fleksibel. Adaptasi Cepat ke Kebutuhan Bisnis Konsep ini memudahkan perubahan untuk merespon pasar. | Kompleksitas Tinggi Pengelolaan berbagai layanan terdistribusi memerlukan manajemen yang rumit. Biaya Infrastruktur Tinggi Infrastruktur pendekatan ini membutuhkan komponen tambahan yang meningkatkan biaya. Pengujian Lebih Sulit Pengujian end-to-end lebih menantang karena harus memastikan intraksi antar layanan benar. Overhead Operasional Dibutuhkan sistem monitoring dan logging yang mendalam untuk memastikan fungsionalitas. Latensi dan Komunikasi Komunikasi antar layanan memerlukan penanganan API dan jaringan yang efisien sehingga menambah latensi dan kompleksitas. Duplikasi Tugas Mungkin terjadi duplikasi tugas di mana tim yang berbeda mengembangkan fungsi serupa dalam layanan yang berbeda. Memerlukan Keahlian Khusus Arsitektur ini memerlukan tim dengan keahlian khusus dalam pengembangan sistem terdistribusi. Kesulitan dalam Mengelola Versi Setiap layanan memiliki siklus rilis & kompatibilitas antar versi layanan yang perlu dipastikan. |
Contoh Microservices
Spotify
Netflix
X
Airbnb
Kapan Beralih ke Microservices?
Jika bisnis Anda membutuhkan fleksibilitas tinggi dan memiliki tim pengembangan khusus, pertimbangkan untuk beralih ke arsitektur microservices.
Arsitektur ini sangat ideal bagi bisnis yang menghadapi tuntutan inovasi cepat dan penyesuaian berkelanjutan.
Namun, tidak semua bisnis perlu menggunakan pendekatan ini.
Untuk bisnis kecil atau startup yang baru berkembang, arsitektur monolitik tetap menjadi pilihan efektif karena strukturnya yang lebih sederhana.
Ketika aplikasi berkembang secara skala dan kompleksitas, transisi ke microservices bisa dipertimbangkan agar sesuai dengan kebutuhan bisnis yang semakin dinamis.
Jika Anda mempertimbangkan untuk membuat aplikasi untuk mendukung bisnis Anda, percayakan jasa pengembangan aplikasi web oleh Sekawan Media. Terdapat juga jasa aplikasi dalam bentuk mobile.
Lebih dari 100 perusahaan dan instansi telah mempercayakan kami untuk pemenuhan kebutuhan mereka.
Kontak kami sekarang!