Pengukuran efektivitas kampanye sangat penting dalam dunia digital marketing, untuk memastikan bahwa investasi menghasilkan keuntungan yang maksimal.
Dua metrik utama yang sering digunakan adalah ROAS (Return on Ad Spend) dan ROI (Return on Investment).
Memiliki fokus yang sama pada pengukuran hasil dari pengeluaran, keduanya tetap memiliki perbedaan mendasar dalam cara perhitungan dan tujuan penggunaannya.
Yuk, simak artikel dibawah ini! Kita akan bahas tuntas tentang perbedaan ROAS dan ROI, bagaimana cara menghitungnya, kapan sebaiknya digunakan, serta strategi untuk mengoptimalkan keduanya agar bisnis anda dapat berjalan stabil dan menguntungkan.
Apa itu ROAS (Return on Ad Spend)?

ROAS merupakan metrik yang digunakan untuk mengukur efektivitas dari pengeluaran iklan.
Dengan kata lain, ROAS menunjukkan seberapa banyak pendapatan yang dihasilkan dari setiap unit biaya iklan yang dikeluarkan.
Tidak sulit, dan anda dapat menghitungnya dengan mudah menggunakan rumus ROAS dibawah ini.
1. Rumus ROAS:
ROAS = Total Pendapatan dari Iklan/Total Biaya Iklan
2. Contoh Perhitungan ROAS:
Jika sebuah perusahaan anda menghabiskan Rp10.000.000 untuk kampanye iklan, dan berhasil menghasilkan pendapatan sebesar Rp50.000.000, maka:
ROAS=50.000.000/10.000.000=5
Artinya, setiap Rp1 yang anda keluarkan untuk iklan menghasilkan Rp5 kembali.
3. Kapan Menggunakan ROAS?
ROAS sangat tepat digunakan saat anda ingin menganalisis performa kampanye iklan secara spesifik, seperti iklan Google Ads, Meta Ads, atau platform iklan lainnya.
Ini akan membantu anda menentukan apakah suatu kampanye layak untuk dilanjutkan, dimodifikasi, atau justru dihentikan.
Apa Itu ROI (Return on Investment)?

ROI adalah metrik yang digunakan untuk mengukur keuntungan bersih yang diperoleh dibandingkan dengan total biaya investasi, termasuk seluruh biaya operasional, produksi, pemasaran, dan lainnya.
Memiliki sedikit perbedaan pada perhitungannya dengan ROAS, berikut rumus yang dapat anda gunakan untuk menghitung ROI.
1. Rumus ROI:
ROI = (Keuntungan Bersih/Total Investasi) X 100%
2. Contoh Perhitungan ROI:
Misalnya, perusahaan anda menginvestasikan total Rp20.000.000 untuk kampanye pemasaran dan berhasil memperoleh keuntungan bersih sebesar Rp10.000.000, maka:
ROI = (10.000.000/20.000.000) x 100%=50%
Artinya, perusahaan anda mendapatkan keuntungan sebesar 50% dari total investasi yang dilakukan.
3. Kapan Menggunakan ROI?
ROI lebih cocok digunakan untuk mengevaluasi profitabilitas keseluruhan dari strategi bisnis atau pemasaran.
Dengan ROI, Anda bisa mengetahui seberapa besar keuntungan yang benar-benar didapatkan setelah memperhitungkan semua biaya.
Perbedaan ROAS dan ROI
Berikut ini perbedaan ROAS dan ROI dari beberapa aspek untuk memudahkan anda memahami kedua konsep ini.
Aspek | ROAS | ROI |
Fokus | Pendapatan dari iklan | Keuntungan bersih dari investasi |
Sumber Data | Hanya biaya iklan | Semua biaya (produksi, operasional, dll) |
Interpretasi | Efektivitas iklan menghasilkan revenue | Profitabilitas dari seluruh investasi |
Contoh | Iklan menghasilkan 5x dari biaya awal | Investasi memberikan 50% laba bersih |
Dari tabel di atas, dapat anda pahami bahwa ROAS hanya mengukur pendapatan yang dihasilkan dari iklan secara langsung tanpa mempertimbangkan biaya lainnya.
Sementara, ROI mengukur seberapa besar laba bersih yang diperoleh dari keseluruhan biaya yang dikeluarkan.
Apakah anda sudah memahaminya? Jika sudah, anda perlu tahu bahwa juga penting untuk menentukan kapan waktu yang tepat menggunakan keduanya.
ROAS vs ROI? Kapan Harus Digunakan?
Anda perlu memahami kapan waktu yang tepat untuk menggunakan ROAS atau ROI, ini akan membantu Anda mengambil keputusan yang lebih tepat dalam strategi pemasaran.
- Gunakan ROAS: Jika Anda ingin menilai performa kampanye iklan secara spesifik, seperti kampanye Google Ads, Facebook Ads, atau TikTok Ads.
- Gunakan ROI: Jika Anda ingin mengevaluasi profitabilitas secara menyeluruh dari suatu strategi atau proyek pemasaran.
Penting anda ingat, bahwa ROAS yang tinggi tidak selalu berarti ROI tinggi.
Misalnya, meskipun kampanye iklan menghasilkan pendapatan besar, tetapi jika biaya produksi dan operasional juga tinggi, maka keuntungan bersih bisa saja kecil. Begitupun, sebaliknya.
Strategi Meningkatkan ROAS dan ROI dalam Digital Marketing
Agar anda mencapai hasil terbaik dalam praktik digital marketing, bisnis perlu menerapkan strategi yang tidak hanya fokus pada efektivitas iklan (ROAS), tetapi juga efisiensi biaya keseluruhan (ROI).
Berikut ini beberapa strategi yang dapat diterapkan untuk memaksimalkan penerapan ROAS dan ROI bisnis anda.
1. Optimasi Targeting & Audience Segmentation
- Gunakan data demografis, perilaku, dan psikografis untuk menargetkan audiens yang paling relevan.
- Segmentasi audiens memungkinkan penyampaian pesan yang lebih personal dan meningkatkan tingkat konversi.
2. Efisiensi Anggaran Iklan
- Lakukan A/B Testing untuk mengetahui konten iklan mana yang paling efektif.
- Fokuskan anggaran ke kampanye yang memiliki performa tertinggi berdasarkan ROAS.
3. Peningkatan Conversion Rate (CRO)
- Tingkatkan kualitas landing page dengan copywriting yang menarik dan CTA yang jelas.
- Gunakan heatmap dan analytics untuk mengetahui perilaku pengguna.
4. Kurangi Biaya Operasional & Produksi
- Evaluasi rantai pasokan untuk menemukan cara menghemat biaya.
- Penerapan teknologi otomatisasi untuk proses produksi dan distribusi.
5. Gunakan Marketing Automation
- Terapkan otomatisasi email marketing, retargeting, dan kampanye follow-up untuk proses lebih cepat dan tepat
- Tools seperti HubSpot, Mailchimp, atau Active Campaign bisa meningkatkan efisiensi.
6. Gunakan Attribution Modeling
- Analisis jalur konversi pelanggan untuk mengetahui saluran mana yang paling berkontribusi.
- Hindari pengeluaran pada saluran yang tidak memberikan hasil signifikan.
7. Evaluasi Rutin dan Berkelanjutan
- Lakukan evaluasi rutin terhadap kampanye iklan dan strategi pemasaran.
- Gunakan dashboard KPI untuk memantau ROAS dan ROI secara real-time.
Baca Juga: Apa itu Local SEO? Kenali Cara Kerja, dan Strategi untuk Bisnis
Contoh Studi Kasus
Perusahaan A menjalankan kampanye Facebook Ads dengan anggaran Rp15.000.000 dan berhasil mendapatkan pendapatan Rp75.000.000. Maka, ROAS-nya adalah 5.
Namun, ketika memperhitungkan semua biaya seperti produksi, logistik, dan SDM sebesar Rp60.000.000, maka keuntungan bersih hanya Rp15.000.000. ROI-nya menjadi 25%.
Sehingga, walaupun ROAS tinggi, ROI tidak terlalu besar karena biaya lainnya cukup signifikan. Ini menegaskan pentingnya mengevaluasi kedua metrik secara bersamaan.
Kesimpulan
ROAS dan ROI adalah dua metrik penting dalam dunia digital marketing.
ROAS berfungsi untuk mengukur efektivitas pengeluaran iklan dalam menghasilkan pendapatan, sedangkan ROI mengukur seberapa menguntungkan investasi secara keseluruhan.
Keduanya memiliki peran yang saling melengkapi dan sebaiknya digunakan secara bersamaan untuk mendapatkan gambaran yang lebih lengkap tentang keberhasilan strategi pemasaran Anda.
Melalui pengoptimalan targeting, efisiensi anggaran, peningkatan konversi, dan otomatisasi, Anda dapat meningkatkan ROAS dan ROI sekaligus pada bisnis anda.
Pelajari lebih dalam strategi meningkatkan ROAS dan ROI untuk bisnis Anda!
Optimalkan strategi pemasaran digital Anda dengan layanan profesional dari Sekawan Media. Kami siap membantu Anda mencapai hasil terbaik dengan pendekatan yang berbasis data dan efisiensi.
Kunjungi Sekawan Media untuk tau lebih banyak tentang strategi peningkatan ROAS dan ROI untuk bisnis Anda! Serta baca artikel menarik lainnya.
Konsultasikan strategi pemasaran digital anda bersama Sekawan Media disini sekarang juga!