Belajar Menggunakan Aplikasi Postman Untuk Testing API

Daftar Isi
Daftar Isi
Postman merupakan sebuah perangkat komputer yang digunakan developer sebagai uji coba Application Programming Interface (API). Memudahkan pekerjaan developer dengan membangun, menguji, dan memodifikasi API.
Postman
Postman © Freepik

Apabila sudah sering berkutat dengan API (Application Programming Interface), maka Anda pasti familiar dengan aplikasi Postman. Ini adalah alat yang tergolong populer untuk melakukan testing API atau menyederhanakan alur kerja dan pengembangannya.

Mulanya, Abhinav Asthana menginisiasi proyek ini pada tahun 2012 sebagai ekstensi pada Google Chrome. Ia berfungsi sebagai testing pada website dan membantu penggunanya untuk berkomunikasi melalui panggilan API. Namun, kini ia sudah beralih menjadi aplikasi native.

Sebelum memasuki langkah-langkah untuk menggunakannya, kami akan menyajikan penjelasan dasar seputar Postman. Mulai dari pengertian, kelebihan, dan perbandingannya dengan salah satu aplikasi testing API lainnya. Yuk, simak penjelasannya berikut ini!

Pengertian Postman

Postman adalah developing tools yang membantu penggunanya untuk membangun, menguji, dan memodifikasi API. Ia menawarkan para developer berbagai fitur dan fungsi yang penting sehingga kinerjanya dapat berlangsung mudah dan sederhana. Bahkan, ia telah mencapai 5 juta pengguna tiap bulannya. 

Ketika menjalankan pengujian, Postman mengirim request API ke server web dan kemudian menerima segala jenis respons. Sesuai dengan namanya,  ia berfungsi layaknya tukang pos

Aplikasi ini dapat mengakomodasi berbagai jenis request HTTP, menyimpan lingkungan untuk penggunaan selanjutnya, hingga mengubah API menjadi kode dengan berbagai bahasa pemrograman, seperti JavaScript dan Python.

Postman biasa digunakan oleh developer pembuat API sebagai tools untuk menguji API yang telah mereka buat.

Postman juga menawarkan banyak metode endpoint. Berikut ini yang paling populer beserta fungsinya:

  1. GET: Dapatkan informasi
  2. POST: Tambahkan informasi
  3. PUT: Ganti informasi
  4. PATCH: Perbarui informasi tertentu
  5. DELETE: Hapus informasi

Pengguna tidak perlu sulit-sulit untuk atau mengatur kerangka kerja yang diperlukan saat mengirim dan menerima permintaan. Selain itu, Postman juga sudah terintegrasi dengan Continuous Integration (CI) / Continuous Development Pipeline Anda.

Baca Juga: Laravel: Framework Para Developer yang Terbaik di Kelasnya!

Mengapa Harus Postman?

Anda pastinya sudah mengetahui bahwa aplikasi ini sudah digunakan oleh jutaan penguji. Lantas, apa alasannya? 

Pertama-tama, tampilan adalah hal yang paling penting. Interface yang sederhana dan ramah pengguna membuat Anda dengan mudah mengirim requests yakni dengan mengisi data, pilih metode HTTP, dan tombol Send. Fitur lain yang sering digunakan adalah Otomatisasi. Ia dapat mengatur dan menulis rangkaian pengujian.

Terlepas dari penggunaanya yang gratis, Postman juga menawarkan versi berbayar dengan fitur yang lebih professional. Mulai dari kontrol atas peran, akses, otentikasi SSO, dan lainnya. Ini memungkinkan pengguna untuk mengatur lingkungan yang diperlukan, menulis spesifikasi dan memantau setiap langkah.

Postman memberi Anda banyak fitur yang menjadikannya pilihan yang sempurna untuk digunakan. Untuk memastikan bahwa API berfungsi seperti yang diharapkan, aplikasi ini mengizinkan Anda membuat kumpulan tes integrasi.

Anda juga dapat menyimpan data pengujian sebelumnya ke dalam variabel global. Variabel-variabel ini berfungsi sebagai enviromental variable. Jika ingin memindahkan dan membagikan pengujian ke lingkungan dan pengujian yang berbeda, maka Anda cukup memasukkannya dalam file Environmental configuration atau Test.

Baca Juga: Serba-Serbi Visual Studio Code: Tertarik Menekuninya?

Insomnia vs Postman

Terdapat dua alat pengujian yang terkenal di kalangan developer. Postman mengklaim dirinya sebagai yang terlengkap, sementara Insomnia memiliki slogan bekerja layaknya manusia, bukan robot. Keduanya sama-sama menawarkan manfaat bagi tim front-end, back-end, dan full-stack. Berikut perbandingannya menurut Paigeniedringhaus.com

1. Insomnia

Insomnia memiliki beberapa fitur yang unik dan menarik. Hal ini membedakannya dengan alat pengembangan lainnya. Sehingga, ia sangat berguna untuk mengembangkan API dalam lingkup open-source

Alat ini memiliki fitur bernama Template tags yang hampir mirip dengan environment variable. Namun, ia dapat mengoperasikan string, timestamps, dan lainnya. Hebatnya, Insomnia mendukung pembuatan code snippet dalam 12 bahasa pemrograman yang berbeda.

Bagi komunitas penggunanya, ia dapat membuat plugin baru, Selain itu, Insomnia juga dapat menyediakan sertifikat penugasan pada workspaces dan validasi atau pengnonaktifan SSL.

Area dokumentasi terakomodasi secara menyeluruh, mulai dari instruksi, code snippet, dan data pengujian dapat ditambahkan ke panggilan atau koleksi tertentu, Di luar JSON dan XML, Anda juga dapat melihat halaman HTML, gambar, SVG, file audio, dan bahkan dokumen PDF.

2. Postman

Postman tampaknya memiliki serangkaian fitur yang jauh lebih matang ketika Anda benar-benar menyelami dokumentasinya. Ia akan membuat dan menghosting dokumentasi API berbasis browser secara real-time.

Collection berjalan jika sekelompok request direspons oleh rangkaian lingkungan yang sesuai. Ini akan sangat membantu pengujian otomatis. Pemantauan dan pelacakan akan menjalankan koleksi secara berkala untuk memeriksa kinerja dan responnya, Tes yang tertulis dalam JavaScript biasa dapat memverifikasi objek respons dan waktu dari endpoint.

Server tiruan bagi tim akan mensimulasikan setiap titik akhir dan responnya yang sesuai dalam Collection. Pengembang dapat melihat respons potensial, tanpa memutar balik, dan anggota tim dapat diselaraskan sesuai dengan ekspektasi selama fase awal pengembangan API.

Baca Juga:

Mengenal Cloud Computing dan Penerapannya pada Media Internet

Aplikasi Tanda Tangan Digital: 5 Manfaat dan Rekomendasi Untuk Bisnis Anda

Cara Menggunakan Postman

Setelah mengetahui gambaran umum mengetahui aplikasi ini, saatnya Anda mencoba untuk mempraktikkan penggunaannya. Berikut langkah-langkahnya:

1. Install Postman

Mula-mula, download Postman pada website resmi mereka pada link berikut. Kemudian, buka file installer yang berformat .exe dan jalankan. Jika Anda ingin membuat akun baru, maka isi data-data yang tersedia pada tampilan awal aplikasi atau masuk secara langsung. Namun, penggunaan tanpa masuk akun juga memungkinkan.

2. Membuat Collection

Fitur Collection berfungsi untuk menampung berbagai request yang sudah pengguna buat. Ia juga bisa menentukan jenis autentikasi dan variabel untuk request tertentu, Untuk membuatnya, klik ikon Plus dan isi nama Collection Anda.

3. Membuat Dokumentasi API

Dokumentasi API berisi seluruh informasi terkait alamat url, cara memanggil request, jenis body, dan lainnya. Untuk melihatnya pada Collection, pilih menu View documentation atau ikon kertas pada bagian samping halaman awal.

Apabila ingin mengubah deskripsi request, maka cukup klik simbol pensil dan tuliskan markdown. Lalu, klik Save untuk menyimpan. Terdapat pula request lain seperti Create new post dan Get post, kemudian klik Publish.

Tampilan dokumentasi web dapat Anda akses pada menu Preview Documentation. Di sini tersedia contoh-contoh request dengan bahasa pemrograman tertentu. Apabila Anda ingin mempublikasikan dokumentasi API secara umum, pilih Publish Collection.

Kesimpulan

Secara keseluruhan, Postman merupakan pemimpin alat pengujian API dengan fitur yang matang dan memberikan banyak manfaat pada para developer. Untuk pengguna yang menerapkan CI/CD dan menjalankan banyak testing, aplikasi ini sangat patut untuk Anda pertimbangkan.

Terima kasih sudah membaca tulisan ini. Semoga pembahasan kami dapat memberikan pengetahuan bagi Anda dalam memilih alat pengujian API.

Sekawan Media memiliki layanan jasa pembuatan website profesional, hubungi tim marketing kami dan dapatkan penawaran terbaik sesuai dengan kebutuhan Anda.

Copied To Clipboard

Bagikan Ke: