Meningkatkan kualitas produk atau sistem adalah prioritas bagi setiap pengembang. Salah satu cara untuk mencapai hal tersebut adalah dengan melakukan usability testing. Usability testing adalah teknik yang digunakan untuk menguji kemudahan penggunaan dan kegunaan suatu produk atau sistem oleh pengguna yang sesuai.
Dalam artikel ini, kita akan membahas secara detail apa itu usability testing, 6 metode yang umum digunakan, dan langkah-langkah untuk melakukan usability testing dengan efektif. Dengan memahami metode dan langkah-langkahnya, pengembang dapat meningkatkan kualitas produk atau sistem mereka dan memberikan pengalaman pengguna yang lebih baik.
Apa Itu Usability Testing
Usability testing adalah proses untuk menguji sejauh mana sebuah produk atau sistem dapat digunakan dengan mudah dan efektif oleh pengguna. Tujuan dari usability testing adalah untuk mengidentifikasi masalah yang mungkin dihadapi oleh pengguna saat menggunakan produk atau sistem, serta untuk menentukan area di mana perbaikan diperlukan untuk meningkatkan kualitas pengalaman pengguna.
Proses pengujian dilakukan dengan mengundang beberapa orang pengguna untuk mencoba produk atau sistem. Selama proses pengujian, pengguna akan diberikan tugas tertentu untuk diselesaikan dan para pengamat akan merekam interaksi pengguna dengan produk atau sistem tersebut. Setelah pengujian selesai, para pengamat akan menganalisis hasil pengujian dan mengidentifikasi masalah yang ditemukan.
Perbedaan Usability Testing dan User Testing
Usability Testing dan User Testing adalah dua metode pengujian aplikasi, baik untuk aplikasi desktop, website, maupun mobile. Meskipun terdengar mirip, kedua metode ini memiliki perbedaan yang signifikan.
Perbedaan yang paling mencolok terletak pada tujuannya. Usability Testing bertujuan untuk menilai apakah aplikasi yang dikembangkan dapat digunakan dengan mudah oleh pengguna, sementara User Testing bertujuan untuk menentukan apakah aplikasi tersebut memenuhi kebutuhan pengguna.
Metode Usability Testing
Dalam Usability testing terdapat beberapa metode yang dapat digunakan atau diterapkan dalam penggunaannya. Di bawah ini terdapat 6 metode usability testing, sebagai berikut:
1. Think-aloud Protocol
Metode ini melibatkan pengguna untuk berbicara dan menjelaskan apa yang mereka pikirkan dan lakukan saat menggunakan produk atau sistem. Tujuan dari metode ini adalah untuk memahami alur pikir pengguna dan masalah yang dihadapi dalam menggunakan produk atau sistem tersebut.
2. Survei Kepuasan Pengguna
Metode ini melibatkan pengguna untuk mengisi kuesioner atau survei tentang pengalaman penggunaan produk atau sistem. Survei kepuasan pengguna dapat membantu tim pengembang memahami persepsi dan preferensi pengguna terhadap produk atau sistem.
3. A/B Testing
Metode ini melibatkan dua versi produk atau sistem yang diuji dengan kelompok pengguna yang berbeda. Dua versi tersebut kemudian dibandingkan untuk melihat mana yang lebih efektif dan mudah digunakan oleh pengguna.
4. Remote Testing
Metode ini memungkinkan pengujian dilakukan secara online tanpa harus bertemu langsung dengan pengguna. Remote testing dapat dilakukan melalui video conference, aplikasi screen sharing, atau platform remote testing lainnya.
5. Competitor Testing
Metode ini melibatkan pengujian produk atau sistem yang sedang dikembangkan dengan produk atau sistem sejenis yang sudah ada di pasaran. Tujuan dari metode ini adalah untuk membandingkan kelebihan dan kekurangan produk atau sistem yang sedang dikembangkan dengan pesaingnya.
6. Card Sorting
Metode ini melibatkan pengguna untuk mengelompokkan elemen desain (seperti menu atau fitur) menjadi kategori yang berbeda. Tujuan dari metode ini adalah untuk memahami bagaimana pengguna mengorganisir informasi dan elemen desain dalam produk atau sistem.
Baca Juga: Peran User Acceptance Test (UAT) Pada Software Development
Langkah-Langkah Usability Testing
Berikut adalah langkah-langkah umum dalam melakukan usability testing:
1. Menetapkan Tujuan
Langkah pertama adalah menentukan tujuan dari usability testing. Apa yang ingin dicapai? Apakah ingin mengetahui seberapa mudah pengguna dapat menggunakan produk atau sistem? Atau ingin mengetahui seberapa efektif produk atau sistem dalam membantu pengguna menyelesaikan tugas mereka? Tujuan harus jelas dan spesifik.
2. Merekrut Partisipan
Langkah selanjutnya adalah merekrut partisipan untuk melakukan usability testing. Partisipan harus mewakili target pengguna produk atau sistem yang diuji. Partisipan dapat direkrut melalui seleksi acak, atau melalui iklan online atau offline. Partisipan juga harus mendapatkan kompensasi, seperti uang atau hadiah lainnya, sebagai bentuk terima kasih atas partisipasinya.
3. Menyiapkan Skenario Uji
Setelah partisipan terpilih, langkah berikutnya adalah menyiapkan skenario uji. Skenario uji harus realistis dan mencakup tugas-tugas yang umum dilakukan oleh pengguna produk atau sistem. Tujuannya adalah untuk mengetahui seberapa mudah pengguna dapat menyelesaikan tugas tersebut, dan untuk mengidentifikasi masalah yang mungkin muncul selama proses pengujian.
4. Memperoleh Data
Saat partisipan sedang melakukan pengujian, para pengamat harus merekam data dan pengalaman pengguna. Para pengamat harus mencatat hal-hal yang muncul selama pengujian, seperti kebingungan atau kesulitan pengguna, serta tindakan yang diambil untuk menyelesaikan tugas. Data dapat diperoleh melalui berbagai teknik, seperti video rekaman, audio rekaman, atau catatan tertulis.
5. Menganalisis Data
Setelah proses pengujian selesai, langkah selanjutnya adalah menganalisis data yang diperoleh. Para pengamat dapat menggunakan data yang diperoleh untuk mengidentifikasi masalah yang muncul selama pengujian, serta area yang perlu diperbaiki untuk meningkatkan kualitas pengalaman pengguna.
6. Membuat Laporan dan Merekomendasikan Perbaikan
Langkah terakhir adalah membuat laporan hasil pengujian dan merekomendasikan perbaikan. Laporan harus mencakup hasil pengujian secara rinci, termasuk masalah yang ditemukan dan rekomendasi untuk perbaikan. Tim pengembang dapat menggunakan laporan untuk memperbaiki produk atau sistem agar lebih mudah digunakan dan efektif bagi pengguna.
Usability testing harus dilakukan secara berkala untuk memastikan produk atau sistem tetap efektif dan mudah digunakan oleh pengguna. Dalam melakukan usability testing, tim pengembang harus terus memperbaiki dan meningkatkan produk atau sistem untuk memenuhi kebutuhan dan preferensi pengguna.
Baca Juga: Metode Design Thinking dalam Bisnis
Mengapa Usability Testing Penting?
Sebagai seorang desainer atau pemilik produk, kadangkala teori dan pemahaman mendalam mengenai produk membuat masalah yang ada menjadi tidak terlihat. Oleh karena itu, alasan utama mengapa usability testing sangat krusial adalah karena pengujian ini dilakukan oleh pengguna yang akan memanfaatkan produk tersebut.
Dengan melaksanakannya, tim pengembangan produk dapat mengevaluasi apakah pengguna memahami alur dan fungsi situs yang telah dirancang.
Tahap ini sangat penting dilaksanakan agar pengguna yang bukan peserta pengujian tidak merasa bingung dan tetap mendapatkan pengalaman yang baik saat menggunakan produk.
Sangat tidak masuk akal jika tim yang merancang produk memahami dengan jelas langkah-langkah yang harus diambil, tetapi pengguna yang menjadi target justru merasa kebingungan.
Apa pun metode yang digunakan, data yang diperoleh akan dianalisis untuk mengidentifikasi permasalahan yang ada. Setelah data terkumpul, permasalahan yang dapat mengganggu pengalaman pengguna akan diperbaiki dengan berdasarkan prioritas yang telah ditetapkan.
Dengan demikian, alasan utama mengapa usability testing tidak boleh dilewatkan adalah untuk memastikan bahwa produk berfungsi dengan baik dan pengguna dapat menggunakannya dengan mudah.
Selain itu, ada beberapa manfaat lain yang dapat diperoleh perusahaan dengan melakukan usability testing, seperti yang dijelaskan di laman resmi Usability.
- Mengetahui apakah produk perusahaan dapat menyelesaikan masalah yang dihadapi pelanggan.
- Mengidentifikasi berapa lama waktu yang diperlukan untuk proses pengembangan produk.
- Mengetahui tingkat kepuasan pelanggan terhadap produk perusahaan.
- Mendiagnosis perubahan yang diperlukan untuk meningkatkan kinerja dan kepuasan pengguna.
Bagaimana Usability Testing Diuji ?Â
Dalam usability testing, beberapa faktor yang diuji meliputi:
1. Kemudahan Penggunaan
Faktor pertama untuk dapat menguji usability tersebut adalah dengan kemudahan penggunaan nya. Seberapa mudah pengguna dapat menavigasi produk atau sistem dan menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan.
2. Efektivitas
Faktor selanjutnya yakni efektivitas dari sebuah produk itu sendiri. Seberapa efektif produk atau sistem dalam membantu pengguna menyelesaikan tugas-tugas mereka.
3. Kepuasan Pengguna
Kepuasan User atau pengguna dalam hal ini merujuk pada apakah penggunaan ketika memakai produk yang telah selesai memenuhi standar pengguna atau tidaknya. Seberapa puas pengguna dengan pengalaman menggunakan produk atau sistem tersebut.
Dengan itu, setelah proses pengujian selesai, tim pengembang dapat menggunakan hasilnya untuk melakukan perbaikan dan meningkatkan kualitas produk atau sistem. Ini dapat dilakukan pada berbagai jenis produk atau sistem, termasuk aplikasi web, aplikasi mobile, perangkat lunak, dan produk fisik seperti peralatan rumah tangga atau kendaraan.
Baca Juga: Apa Itu CI/CD? Tahapan, Tools dan Manfaatnya dalam DevOps
Tujuan Usability Testing
Tujuan dari usability testing adalah untuk mengidentifikasi masalah dan kelemahan dalam suatu produk atau sistem yang dapat mempengaruhi pengalaman pengguna. Berikut adalah beberapa tujuan dari usability testing:
1. Meningkatkan Kepuasan Pengguna
Tujuan utama dari usability testing adalah untuk meningkatkan kepuasan pengguna. Dengan menguji produk atau sistem dengan pengguna yang sesuai, tim pengembang dapat mengidentifikasi masalah dan kelemahan dalam produk atau sistem yang dapat menghambat pengguna dalam mencapai tujuan mereka. Setelah masalah tersebut diperbaiki, pengguna akan lebih mudah dan lebih nyaman dalam menggunakan produk atau sistem tersebut, sehingga meningkatkan kepuasan mereka.
2. Meningkatkan Efisiensi dan Produktivitas Pengguna
Ini dapat membantu meningkatkan efisiensi dan produktivitas pengguna dalam menggunakan produk atau sistem. Dengan menguji produk atau sistem dengan pengguna yang sesuai, tim pengembang dapat mengidentifikasi masalah dan kelemahan dalam produk atau sistem yang dapat memperlambat atau menghambat pengguna dalam menyelesaikan tugas mereka. Setelah masalah tersebut diperbaiki, pengguna dapat lebih efisien dan produktif dalam menggunakan produk atau sistem tersebut.
3. Mengurangi Biaya Pengembangan
Usability testing dapat membantu mengurangi biaya pengembangan. Dengan menguji produk atau sistem dengan pengguna sejak awal pengembangan, tim pengembang dapat mengidentifikasi masalah dan kelemahan dalam produk atau sistem pada tahap awal. Hal ini dapat mengurangi biaya pengembangan karena perbaikan dapat dilakukan pada tahap awal sebelum produk atau sistem diluncurkan, sehingga mengurangi biaya perbaikan pada tahap lanjutan.
4. Meningkatkan Kepercayaan Pengguna
Usability testing dapat meningkatkan kepercayaan pengguna terhadap produk atau sistem. Dengan menguji produk atau sistem dengan pengguna yang sesuai, tim pengembang dapat mengidentifikasi masalah dan kelemahan dalam produk atau sistem yang dapat mengurangi kepercayaan pengguna. Setelah masalah tersebut diperbaiki, pengguna akan lebih percaya dan merasa lebih aman dalam menggunakan produk atau sistem tersebut.
5. Meningkatkan Kinerja Bisnis
Usability testing dapat meningkatkan kinerja bisnis. Dengan meningkatkan kepuasan pengguna, efisiensi, dan produktivitas, serta kepercayaan pengguna, bisnis dapat meningkatkan penjualan dan memperluas pangsa pasar. Selain itu, pengembangan produk atau sistem yang lebih mudah digunakan dapat meningkatkan reputasi bisnis dan membantu mempertahankan pelanggan.
Jenis-Jenis Usability Testing
Berikut ini adalah jenis-jenis usability testing yang harus Anda ketahui dan pahami.
1. Kuantitatif atau Kualitatif
Dalam menguji sebuah produk, Anda dapat memilih antara pendekatan kuantitatif atau kualitatif, dengan perbedaan hasil dan tujuan yang dicapai. Pendekatan kuantitatif melibatkan metode pengujian kegunaan yang mengukur seberapa baik pengguna dapat menyelesaikan tugas tertentu, lalu menganalisis hasilnya.
Pada pengujian kegunaan kuantitatif, peserta diminta untuk menyelesaikan tugas dan menilai tingkat kemudahan penggunaan dalam skala yang telah ditentukan. Hasil yang diperoleh kemudian dianalisis untuk mengidentifikasi potensi masalah pada antarmuka.
Sebaliknya, pengujian kegunaan kualitatif fokus pada penilaian apakah suatu fitur benar-benar digunakan. Metode ini meneliti cara kerja fitur dalam situasi nyata serta efektivitasnya dalam mencapai tujuan, yang dapat dilakukan melalui survei pengguna.
2. Remote atau In-person
Pengujian kegunaan produk juga dapat dilakukan secara jarak jauh, baik melalui internet atau telepon, yang dikenal sebagai pengujian kegunaan jarak jauh. Pendekatan ini memungkinkan tim produk untuk menghemat biaya dan menjangkau peserta di berbagai lokasi geografis tanpa perlu menggali lebih dalam alasan di balik tindakan peserta.
Dibandingkan dengan pengujian jarak jauh, pengujian kegunaan tatap muka dapat memberikan data tambahan berharga, karena tim produk dapat mengamati dan mengevaluasi bahasa tubuh serta ekspresi wajah peserta. Meskipun demikian, pengujian tatap muka biasanya membutuhkan biaya yang lebih tinggi, memakan waktu, dan memerlukan usaha untuk menemukan lokasi yang tepat, mengatur tanggal, serta merekrut peserta.
3. Moderated atau Unmoderated
Selanjutnya, terdapat kategori moderated dan unmoderated, yang dibedakan oleh tingkat pengawasan yang dilakukan oleh tim produk terhadap pengguna selama pengujian kegunaan. Moderated adalah pengujian yang dilakukan secara langsung atau jarak jauh oleh peneliti terlatih yang memperkenalkan tes kepada peserta, menjawab pertanyaan, dan memberikan pertanyaan lanjutan.
Sebaliknya, pengujian kegunaan unmoderated dilakukan tanpa pengawasan langsung, sehingga peserta dapat berada di mana saja. Dalam pengujian ini, peserta menggunakan perangkat mereka sendiri untuk menjelajahi situs web yang diuji.
Hasil yang diperoleh dari pengujian kegunaan moderated cenderung lebih mendalam berkat interaksi langsung antara peneliti dan peserta, namun ini juga memerlukan biaya yang cukup tinggi. Di sisi lain, hasil dari pengujian unmoderated tidak selalu akurat karena sering kali bersifat standar dan mungkin tidak mencerminkan realitas secara tepat.
Dalam menguji sebuah produk, Anda dapat memilih antara pendekatan kuantitatif atau kualitatif, dengan perbedaan hasil dan tujuan yang dicapai. Pendekatan kuantitatif melibatkan metode pengujian kegunaan yang mengukur seberapa baik pengguna dapat menyelesaikan tugas tertentu, lalu menganalisis hasilnya.
Pada pengujian kegunaan kuantitatif, peserta diminta untuk menyelesaikan tugas dan menilai tingkat kemudahan penggunaan dalam skala yang telah ditentukan. Hasil yang diperoleh kemudian dianalisis untuk mengidentifikasi potensi masalah pada antarmuka.
Sebaliknya, pengujian kegunaan kualitatif fokus pada penilaian apakah suatu fitur benar-benar digunakan. Metode ini meneliti cara kerja fitur dalam situasi nyata serta efektivitasnya dalam mencapai tujuan, yang dapat dilakukan melalui survei pengguna.
KesimpulanÂ
- Usability testing adalah proses mengumpulkan data dari pengguna untuk mengevaluasi sejauh mana produk dapat digunakan dengan mudah dan efektif.
- Ada enam metode yang dapat digunakan dalam usability testing, yaitu user interviews, focus groups, surveys, A/B testing, remote usability testing, dan expert reviews.
- Ada beberapa langkah yang harus diikuti dalam melakukan usability testing, yaitu menentukan tujuan pengujian, memilih metode yang sesuai, merekrut peserta, membuat skenario dan tugas, mengumpulkan data, dan menganalisis dan melaporkan hasil pengujian.
- Usability testing sangat penting dalam pengembangan produk karena dapat membantu mengidentifikasi masalah dalam pengalaman pengguna dan mengarahkan pengembangan produk ke arah yang lebih baik.
- Pengembang produk harus memperhatikan kebutuhan dan preferensi pengguna ketika merancang produk dan melaksanakan usability testing secara teratur untuk memastikan bahwa produk tetap mudah digunakan dan efektif.
Kami juga menawarkan jasa pembuatan aplikasi untuk membantu kebutuhan pengembangan aplikasi berbasis web, mobile, dan desktop.